Search

pemilu tidak selalu memilih yg terbaik, tapi pemilu cara terbaik untuk mencegah yg buruk berkuasa

Ditulis Oleh Muhammad Afdal , SE

Kenapa Saya Tidak Ikut Serta Berlomba-lomba Memasang Baliho dan Spanduk di pinggir jalan?

Banyak sekali yang bertanya dan meminta kepada saya untuk memasang baliho dan ikut serta meramaikan atribut kampanye di bahu jalan, agar masyarakat lebih mengenal nama saya.

Semenjak saya menyatakan ikut  maju di pileg 2024, tidak pernah niatan memasang baliho ,spanduk di pinggir jalan, Menurut saya kehadirannya tidak dirasakan bermanfaat untuk masyarakat malahan menimbukan konflik antar pendukung di nagari karna. Saya tidak terlalu suka hadir senyum-senyum sendirian di pinggir jalan, saya lebih suka masyarakat mengenal saya dengan kehadiran saya walau hanya berinteraksi  menyapa lewat media sosial,dan kita jadikan pemilih dengan cara kerjasama dlm bentuk kebermanfaatan yg penting menghindari istilah tim sukses atau relawan. Saya selalu ingin niat baik ini dirasakan kehadiran dan kebermanfaatannya.

Saya lebih memilih mendonasikan biaya alat peraga kampanye pada hubungan yg penuh manciptakan rasa jejaring hati,prioritas masyarakat selama ini jarang mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah.  para generasi gen m-z masa depannya yang perlu dipikirkan dan perlu perhatian agar di masa mendatang kehidupan mereka bisa lebih layak dan tidak menjadi beban bagi keluarga, 

Bayangkan jika satu harga baliho 1,5 juta saja, uang sejumlah itu jika dikonversi menjadi hal untuk pelatihan kewirausahan umkm, kebutuhan pangan yang berkualitas dapat menyelamatkan anak muda dari pengaruh teknologi hari ini, Itulah yang menjadi pertimbangan saya. 

Sebagai orang yang sudah lama memahami dunia organisasi, saya ingin memberikan contoh kepada politisi muda atau pendatang baru di dunia politik, agar kita mendekatkan diri kepada masyarakat dengan terus harus hadir di tengah-tengah masyarakat, mendengarkan keluhan dan memahami apa yang menjadi problem di tengah masyarakat, sehingga terjalin hubungan dari hati ke hati. Seorang politisi tidak boleh memikirkan kekuasaan untuk kepentingannya, tetapi harus memikirkan kekusaan untuk sebesar-besarnya kemaslahatan masyarakat.

Kembali kepada persoalan baliho, menurut saya di era modern dan keterbukaan ini memanfaatkan media sosial sebagai alat pengenalan diri politisi lebih baik. Pemanfaatan media sosial akan jauh lebih efektif dan efisien, serta tidak banyak mengganggu ruang terbuka publik.

Kehadiran spanduk yang begitu banyaknya, saya meyakini masyarakat juga kurang terlalu nyaman melihatnya. Saya melihat jika masyarakat juga mengalami kebingungan membacanya karena begitu banyaknya spanduk bertebaran.

Baliho atau spanduk hanyalah aksesoris menunjukkan kita sedang ikut terlibat dalam kontestasi dan menurut survei efektivitasnya tidak lebih dari 5 persen. Bukannya saya menolak seluruhnya, tetapi poin pentingnya adalah bagaimana kita memperkenalkan diri kita secara lebih nyaman untuk masyarakat dan sebisa mungkin tidak merusak lingkungan alam atau lingkungan kerukunan ber nagari. Jujur saya prihatin melihat pohon-pohon dipaku untuk peraga kampanye. 

Terakhir saya ingin sampaikan, "Pemilu tidak selalu memilih yg terbaik, tapi pemilu  cara terbaik untuk mencegah yg buruk berkuasa"

0 Comments